
Ice
Love
Cast :
Park Chorong A-pink
Jung Taekwoon/Leo Vixx
Other cast : Vixx, A-Pink, Exo
Genre :
romance
Disclaimer : cast milik manajemen sama orang tuanya. ff murni buatan saya.
my first ff \('-')/ huhahuha/? sebenernya ini ff semacem ceritain kisah cinta author sendiri /eaaa/ cuma beda diawalnya aja. okay selamat baca, hope you like it
---
Seorang
gadis cantik berambut coklat panjang,
dengan mata
karamel, bibir cherry yang indah, kulit putih susu tetapi satu kekurangannya yaitu sifatnya yang dingin. Walaupun
sifatnya yang dingin ia tetap menjadi primadona di sekolahnya. Bagaimana tidak
ia ketua osis, ketua dance juga ketua hakpido di sekolahnya. Gadis cantik itu
bernama Park Chorong. Sekarang gadis itu sedang di mejanya yang penuh dengan
berkas yang harus ia periksa sebelum ia berikan kepada kepala sekolah.
“chorong
sunbae bagaimana ini kepala sekolah tidak membolehkan kita membuat acara pensi
di sekolah” kata lee jaehwan.
“aish
waktu kita tinggal dua minggu lagi dan apa kau bilang kita tidak dibolehkan
membuat acara di sekolah?? Ayolah kau hanya perlu meyakinkannya saja, apa
susahnnya” jawab chorong yang masih sibuk dengan berkas-berkas di mejanya.
“aku
dan panitia lain sudah mencobanya dan kepala sekolah tetap tidak
memperolehkannya” jawab jaehwan
menyesal.
Chorong
bangkit dari duduknya dan segera berjalan ke ruang kepala sekolah tanpa
memperdulikan jaehwan yang masih berdiri di depan mejanya. Apa susahnya meminta
persetujuan kepala sekolah sampai-sampai harus dia yang turun tangan, pikir
chorong. Sesampainya di ruang kepala sekolah chorong segera masuk kedalam tak
lupa mengetuk pintu terlebih dahulu.
“ap..pa.
Ah jweosonghamnida kepala sekolah”. Chorong segera mengganti pangilannya
setelah mengetahui ada tamu yang menemui Appanya. Appa? Ya tak ada yang salah
dengan panggilan tersebut, karena chorong adalah anak dari kepala sekolah. Tak
ada satu pun murid yang tahu hal ini karna chorong menyembunyikannya. Ralat
chorong hanya tak ingin mereka mengira semua yang ia dapat karena ia anak dari
kepala sekolah, semua bisa ia dapat murni karena jerih payah dan kemampuannya.
“ah
chorong kebetulan sekali, kenalkan ini jung taekwoon siswa baru tolong antarkan
dia ke kelas 12-A” perintah kepala sekolah park.
“tapi
kepala sekolah ada yang ingin saya bicarakan” kata chorong.
“kau
bisa kembali lagi kesini setelah mengantar jung taekwoon” kata kepala sekolah
memotong kata-kata chorong. Chorong yang tidak terima hanya bisa memanyunkan
bibirnya.
“baiklah,
kajja” chorong segera keluar dan berjalan ke kelas 12-A.
Saat
keluar dari ruang kepala sekolah banyak siswi yang melihat kearah mereka, tidak
lebih tepatnya kearah taekwoon. Melihat dengan mata berbinar seolah mereka
melihat seorang pangeran. Berlebihan? Sepertinya tidak untuk seorang namja
tinggi, tampan, bertubuh atletis, dan mengeluarkan aura misterius/?.
‘siapa
namja itu? dia kelas berapa? Apa dia anak baru? Siapa namanya? Aaa dia tampan,
apa dia punya pacar?’ seperti itu lah yang siswi-siswi itu lontarkan ketika
melihat seorang jung taekwoon.
“ini
kelas mu” seru chorong saat sampai di kelas 12-A. Taekwoon langsung masuk kelas
tanpa berkata apapun pada chorong. Chorong yang merasa tidak di hargai hanya
bisa melihat taekwoon dengan death glare-nya.
“apa-apaa
namja itu bahkan dia tidak mengucapkan terima kasih karena sudah ku antar ke
kelasnya” chorong terus mengoceh sepanjang jalan tanpa memperdulikan
orang-orang di sekitarnya.
***
Sudah
hari ketiga sejak kepindahannya dan semakin banyak pula penggemar taekwoon,
sepertinya ia akan menjadi bintang di sekolah ini. Fans-fans taekwoon terus
mencoba mendekatinya tapi tak seorang pun yang mendapat respon dari taekwoon.
Seperti saat ini taekwoon terus saja di kelilingi gadis-gadis.
“apa-apaan
mereka seperti melihat idol saja”, sindir chorong.
“ya
dia memang seperti seorang idol, aku yakin kalau dia ikut audisi idol pasti
lolos” ucap bomi yakin.
“seyakin
itu kah?? Memangnya kau sudah mendengar suaranya, melihat dancenya, atau
melihat dia berakting sebelumya??”
“belum
T.T bahkan mereka saja jarang melihatnya berbicara, jangankan untuk berbicara
tersenyum saja sepertinya sangat sulit baginya. Aaahh ice prince, kapan aku
bisa mengajakmu bicara dan melihat senyumanmu??”, chorong yang mendengar
celotehan bomi hanya memutar bola matanya.
“leo
oppa” pangil seseorang kearah kerumunan gadis-gadis di depan chorong. Gadis
cantik berambut panjang yang merupakan ketua grup vocal di sekolahnya tanpa
ragu menghampiri namja di dalam kerumunan itu. Taekwoon segera keluar dari
kerumunan dan langsung pergi menemui sang gadis. Gadis-gadis di sekitar namja
itu menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Seolah bertanya apa
hubungan mereka, apa mereka pacaran. Dua orang itu langsung pergi mencari
bangku kosong yang tersisa di kantin.
“oppa
bogoshipo, kenapa kau tidak pulang ke rumah saja?? Kau tidak merindukan ku
eoh??” gadis itu langsung memeluk namja di depannya.
“jung
eunji-ya aku juga merindukanmu, bukannya oppa tidak mau pulang ke rumah hanya
saja oppa mau mandiri” jawab taekwoon membalas pelukan eunji.
“dan
kau kemana saja tiga hari ini, kenapa aku baru melihatmu sekarang?” lanjut
taekwoon.
“aku
tidak kemana-mana, aku sedang bersiap-siap dengan grup ku untuk mengisi acara
tengah semester nanti oppa saja yang terlalu sibuk mengurusi fans-fans mu
sampai aku saja di lupakan” jawab eunji sambil
memanyunkan bibirnya kesal.
“mianhae
baby, aigoo kau semakin jelek seperti itu” ejek taekwoon sambil mengacak-acak
rambut eunji.
“aaa
oppa, kau yang jelek, leo oppa jelek leo oppa jelek leo oppa jelek”, ejek eunji
dan di sambut death glare dari fans taekwoon.
“Hmm
sepertinya aku harus segera pergi oppa atau aku akan di amuk fansmu. Jangan
lupa pulang ke rumah nanti, awas saja kalau tidak pulang kau akan mati di
tangan ku, eomma appa merindukanmu” kata eunji dan langsung pergi menghindari
tatapan tajam fans taekwoon.
Chorong
dan bomi yang sedari tadi memperhatikan eunji dan taekwoon menatapnya bingung,
bukankah taekwoon jarang sekali berbicara bahkan dengan teman sebangkunya. Apa hubungan
mereka berdua, mereka terlihat sangat akrab. Bomi langsung menarik chorong dan
pergi ke ruangan grup mereka meminta penjelasan dari eunji tentang hubungannya
dengan taekwoon.
“eunji-ya
apa hubunganmu dengan taekwoon sunbae? Kenapa kau terlihat akrab dengannya? Bagaimana
bisa kau bicara dengannya? Teman sebangkunya saja tak pernah di ajak bicara :3
aaaa aku juga ingin bicara dengannya. Tunggu apa hubunganmu dengannya? Jangan
bilang kalau kau yeojachingunya? Aaaa eunji jelaskan padaku sekarang” tanya
bomi bertubi-tubi sambil terus mengoyang-goyangkan tubuh eunji.
“eonni
tolong aku” kata eunji yang badannya masih di goyang-goyangkan bomi.
“bomi-ya
hentikan, bagaimana bisa eunji menjawab semua pertanyaanmu kala kau terus
menggoyangkan badannya =_=” perintah chorong.
“hhehe
mianhae eunji-ya aku hanya shock dengan semua yang aku lihat di kantin tadi”
bomi segera menghentikannya.
“sepertinya
kau salah satu fans si ice prince itu, aku jadi takut untuk mengatakannya.
Sebenarnya aku yeo..” ucap eunji memutus perkataannya.
“haaahh
yeojachingunya? Eonni pegangi aku sepertinya aku akan pingsan, eonniii” kata
bomi hyperbola.
“aku
yeo….”
“aku yeodongsaeng-nya”
lanjut eunji dengan cengirannya. Bomi bernafas lega mengetahui eunji bukan
yeojachingu taekwoon sunbae.
***
“noona-ya,
chanyeol hyung bilang kalian mau jalan-jalan jiyu ikut noona” chorong yang
sedang bersantai dikamar mengernyitkan dahinya bingung, sejak kapan adik
sepupunya itu datang kerumah dan apa katanya jalan-jalan?
“CHANYOL-AH”
teriak chorong.
“hhehe
ayo noona kita pergi, sudah lama kita tidak pergi bersama”
Chorong
pov
Sepertinya
sudah lama sekali aku tidak ke taman ini, semenjak eomma meninggal 1 tahun lalu
aku tak pernah lagi menginjakkan kaki ku di taman ini. Aku merindukan masa-masa
saat kami sekeluarga pergi kesini bermain bersama, duduk di atas rerumputaan
sambil bencengkrama. Eomma aku merindukanmu. Tak terasa air mataku turun begitu
saja.
“noona”
panggil chanyeol saat melihat aku meneteskan air matanya. Sepertinya ia tahu
apa yang aku pikirkan. Ia langsung menghampiriku, memberikanku pelukan hangat.
Tangisanku pecah saat chanyeol memelukku. Chanyeol semakin mempererat
pelukannya. Dia sangat tahu diriku, saat aku bersedih dia selalu memelukku.
Membiarkanku menangis di dadanya sampai aku tenang. Saat seperti ini aku selalu
berfikir dialah kakaknya, aku senang memiliki saudara sepertimu.
“kenapa
kau menangis noona? Merindukan eomma? Kalau begitu sama, aku juga merindukan
eomma” katanya lembut saat aku mulai tenang.
“tapi
aku tidak menangis sepertimu, huh kau cengeng noona” ledeknya.
“yaa!”
aku memanyunkan bibirku tidak setuju, aku hanya merindukan eomma apa salahnya
menangis?
“kau
harus ingat eomma tak suka anaknya jadi cengeng” kata chanyeol seolah bisa
membaca pikiranku.
“cepat
hapus air matamu, kau tahu wajahmu semakin jelek saat menangis seperti itu”
lagi-lagi dia meledekku. Tanpa babibu aku langsung melayangkan tanganku
kekepalanya. PLETAK.
“aaah,
appo noona”
“rasakan,
siapa suruh megataiku”
“tapi
itu kenyataan noona, kau memang cengeng” dia berlari menghidari tanganku yang
hampir mendarat di kepalanya lagi.
“ya
chanyeol jangan lari” aku langsung bangkit dan mengejarnya.
Setelah
kelelahan karena terus mengejar chanyeol aku rebahkan badanku diatas rerumputan
sambil menatap langit sore kota seoul. Tunggu seperti ada yang ku lupakan tapi
tak tahu apa? Aku kembali mengingat apa yang aku lakukan tadi. Pergi ketempat ini
bertiga melihat chanyeol dan ziyu bermain bola bersama dan …. “ziyu” teriakku
saat ingat yang ku lupakan itu ziyu. Aku segera bangkit dan mencari bocah kecil
itu. Mataku tertuju pada dua orang yang sedang bermain bola. Syukurlah dia
tidak pergi kemana-mana. Ku hampiri mereka.
“ahh
noona kau sudah baikkan? Hmm noona maaf aku harus pergi kau mau tetap disini
atau pulang?” tanya chanyeol
“aku
masih ingin disini chanyeol-ah, pergilah dan ziyu tak apa bersamaku”
“baiklah,
aku pergi noona bye”
“ne
hati-hati chanyeol-ah”
Aku
melihat ziyu yang sepertinya tak rela di tinggalkan bersama ku “hmm ziyu noona
bosan tak apa kan menemani noona disini, tenang noona akan traktir es krim”
“benarkah?
Yeeeyy ayo kita beli es krim noona” ziyu berlari meninggalkan ku menuju toko es
krim yang ada di sebrang taman. Tapi belum sampai di sebang kulihat motor
melaju kencang kearah ziyu. Suara rem dari motor itu terdengar di telingaku.
Tubuhku melemas, bahkan untuk berdiri aku tak mampu. Melihat kejadian itu saat
ziyu hampir tertabrak motor karna kelalianku, untung seorang namja dengan cepat
menarik tangan ziyu dan membawanya ke tepi jalan. Namja itu menghampiri
pengemudi motor dan mereka nampak berbicara entah apa yang ia bicarakan,
setelah selesai namja itu dan ziyu menghampiri ku, langsung ku sambar tubuh
kecil ziyu kupeluk erat tubuh mungilnya tak ingin sesuatu yang lebih buruk
terjadi padanya. Kulihat wajah namja yang menolong ziyu.
“aah
taekwoon sunbae? Sunbae-ya terima kasih banyak telah menolong adikku” tanpa
kusadari aku memeluknya erat.
“n.ne
cheonma” ucapnya risih sambil melepaskan pelukanku.
“ngg,
mianhae sunbae-ya” kataku gugup sambil menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal. Tak
ada yang memulai pembicaraan baik aku maupun taekwoon sunbae. Suasana berubah
menjadi canggung setelah aku –secara tak sengaja- memeluknya. Aah aku benci
suasana ini.
“noona-hyung”
panggil ziyu. Aah ziyu malaikat kecilku, penyelamatku dari suasana tak
mengenakan ini, noona janji akan mentraktirmu es krim dua kali lipat.
“nne”
seru kami bersamaan.
“kalian
lucu, apa kalian saling mengenal noona hyung?”
“nne
noona mengenalnya, sunbae pindahan yang memiliki banyak fans tapi tak pernah
terlihat bicara kecuali pada adiknya, eunji noona”
“…”
taekwoon sunbae hanya menatapku bingung.
“aku
dan eunji itu satu grup jadi aku tahu itu. Seharusnya kau lebih peka terhadap
sekelilingmu. Dasar namja es” PLETAK, sebuah pukulan mendarat dengan mulus di
kepala ku.
“yaa!
Appo” teriakku sambil mengelus-elus kepalaku.
Chorong
pov end.
Sudah
setengah jam mereka bersama tapi tidak ada yang memulai pembicaraan. Chorong
terlalu gengsi untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu sedangkan taekwoon
semua orang sudah tahu kalau dia jarang bicara kalau tidak ada yang memulainya,
lagi pula saat ini taekwoon terlalu sibuk bermain dengan ziyu. Chorong
memperhatikan taekwoon yang sedang bermain bersama ziyu, dan chorong baru sadar
taekwoon tidak sedingin yang ia pikirkan. Merasa bosan akhirnya chorong
memutuskan untuk memulai pembicaraan.
“sunbae”
seru chorong
“hmm”
sahut taekwoon tanpa melihat kearahnya.
“ani”
jawab chorong dingin ketika tahu respon dari taekwoon seperti itu. Segera ia
hapus pemikirannya tadi. ‘kenapa aku bisa berpikir seperti itu, apanya yang
lembut -_-‘ batin chorong.
Tak terasa
hari sudah sore, chorong dan ziyu harus segera pulang sebelum orang tua mereka
pulang.
“sunbae
sepertinya aku dan ziyu harus segera pulang sebelum orang tuaku mengoceh karna
pulang malam. Terima kasih sudah menolong ziyu tadi, kalau tidak ada sunbae
entah apa yang akan terjadi pada ziyu, sekali lagi terima kasih sunbae”
“hmm”
‘tidak
ada kah kata lain yang bisa kau ucapkan selain hmm sunbae? -_-‘ batin chorong.
“hmm,
annyeong sunbae” chorong berbalik tapi saat berbalik ia kehilangan
keseimbangannya, untungnya ada taekwoon. Chorong terjatuh di pelukan taekwoon,
mata mereka saling bertemu. DEG, detak jantung chorong berdetak lebih cepat
dari biasannya saat ia melihat mata taekwoon. Cukup lama mereka saling
bertatapan sampai ziyu menyadarkan mereka.
“hyung kapan-kapan kita main lagi ya annyeong”
“ng.ng.ng
a.annyeong sunbae”
“ne,
annyeong ziyu annyeong chorong-ah” jawab taekwoon disertai dengan senyuman yang
tulus.
Diperjalanan
pulang chorong terus saja senyum-senyum sendiri seperti anak kecil mendapat
mainan baru. Tatapan dan senyuman seorang jung taekwoon yang pertama kali ia
lihat lah penyebabnya.
Taekwoon
pov
Chorong
kehilangan kseimbanganya, segera ku tanggkap tubuh mungilnya. Mata kami bertemu
cukup lama. DEG, aah apa ini? kenapa jantungku berdetak cepat saat melihat
matanya.
“hyung kapan-kapan kita main lagi ya annyeong”
“ng.ng.ng
a.annyeong sunbae” katanya seperti gugup, kau lucu chorong seperti itu.
“ne,
annyeong ziyu annyeong chorong-ah” kataku sembari tersenyum padanya.
Diperjalanan
pulang aku selalu tersenyum saat terbayang matanya yang indah dan kelakuannya
saat gugup. Dia sangat lucu seperti anak kecil. Aah taekwoon-ah jangan bilang
kalau kau mulai menyukainya. Tapi bagaimana mungkin aku tidak menyukainya, dia
cantik, lucu, pintar, ketua osis, hakpido juga dance disekolah, ya walaupun
sifatnya yang cuek sedikit menjengkelkan tapi aku tetap menyukainya dan kurasa
hanya orang bodoh yang tidak menyukainya.
Sesampainya
di rumah aku melihat eunji sedang bersantai di ruang keluarga.
“nji-ah”
sapaku sambil duduk di sebelahnya.
“kau
terlihat bahagia sekali, apa yang terjadi saat kau pergi oppa bukankah tadi kau
sedang badmood?” tanya eunji.
“hmm
chorong, kau dekat dengannya bukan? Menurutmu dia seperti apa?”
“dia
baik walau terkadang juga dia menjengkelkan”
“menjengkelkan
bagaimana?”
“tunggu
kenapa kau menanyakan chorong eonni dia kah yang membuatmu menjadi seperti ini?
Kau menyukainya?” tebak eunji. Aku enggan menjawab tebakan eunji tadi. Tapi
sepertinya aku memang menyukainya. Aku segera pergi ke kamarku tanpa
memperdulikan eunji yang masih mengoceh itu.
---
gimana?? aneh? harap maklum ya saya penulis amatir yang baru mencoba membuat fanfic. okey ditunggu C-L-nya ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar